Wednesday, September 28, 2016

WANITA TIANG NEGARA


Sumber Gambar
Pada awal tahun 2016 ini muncul kasus-kasus yang membuat geleng-geleng kepala kita. Dari pejabat hingga rakyat, dari bupati termuda yang tersandung narkoba hingga seorang anak yang diduga masih duduk dibangku SMP memposting foto-foto tidak senonoh di media sosial. Seolah mereka lupa (dilupakan) sebuah “pabrik” moral bernama keluarga.
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam membentuk pondasi karakter anak. Sesuai dengan resolusi majelis umum PBB, fungsi dari keluarga adalah wahana untuk mendidik, mengasuh, dan mengembangkan kemampuan dari semua anggota, agar menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta memberikan suatu kepuasan guna tercapainya keluarga yang sejahtera.
Sedangkan konsep keluarga dalam ajaran Islam adalah keluarga yang sakinahmawadah, dan rohmah.
Keluarga Islam ini memiliki nilai cinta, komitmen, kasih sayang, tanggung jawab, serta komunikasi yang baik. Keluarga yang didasari oleh nilai-nilai itu adalah tempat yang sangat baik untuk perkembangan anak agar tumbuh secara maksimal.
      Dalam keluarga ada sosok yang perannya sangat sentral, yaitu wanita sebagai seorang ibu. Ada sebuah kata hikmah, “wanita adalah tiang negara, apabila wanitanya baik maka negara akan baik dan apabila wanitanya rusak negarapun akan ikut rusak”. Namun Pertanyaanya, tantangan dan peran apa saja yang diemban oleh seorang wanita dalam kehidupan keluarga?

Tantangan Masa Kini
Dalam pergeseran zaman dewasa ini, banyak faktor negatif yang mempengaruhi keluarga. Bila dilihat, saat ini seolah kasih sayang bergeser ke arah emosional dan rumah hanya sebagai tempat pertumbuhan anak secara fisik. Banyak wanita lebih memilih kepentingan karier demi kebutuhan ekonomi dibandingkan kepentingan keluarga.
Jumlah wanita yang memilih bekerja di luar rumah semakin meningkat, apalagi banyak suara yang mendorong untuk berperan aktif dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga. Banyak ibu setelah melahirkan usia dua bulan akan meninggalkan anaknya dengan pengasuhnya, atau ditaruh di tempat penitipan anak (TPA). Padahal pemisahan ini akan berimbas mengurangi ikatan emosional antara ibu dan anak.
Walaupun jumlah wanita di Indonesia mendominasi dibandingkan dengan jumlah pria, namun kualitas pola asuh masih jauh dari kata ideal. Perubahan zaman yang sangat cepat memerlukan kemampuan yang cepat juga untuk beradaptasi mengasuh anak-anak. Kemiskinan dan problematika hidup masih tersebar dalam kehidupan keluarga Indonesia. Akibatnya keadaan tersebut akan meningkatkan dampak negatif terhadap kualitas pengasuhan anak.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tindakan kekerasan yang dilakukan oleh anggota keluarga, baik kekerasan yang dilakukan oleh suami terhadap istri, istri terhadap suami, dan kekerasan ibu terhadap anaknya, atau yang lebih parahnya kekerasan anak terhadap ibunya. Oleh karena itu, perlu penguatan peran seorang ibu dalam keluarga.

Peran Wanita
Menurut teori sosiologi, fungsi keluarga adalah “pondasi masyarakat”. Sosok sentral yang meletakan pondasi itu adalah wanita. Peran ini sangat penting sekali, karena sebagai pembentuk kepribadian seorang anak. Ada beberapa kebutuhan fundamental yang harus dilakukan oleh wanita agar karakter anak tumbuh dengan baik, dan semua ini tergantung pada peran wanita sebagai seorang ibu.
Pertama, kebutuhan kedekatan psikologis. Kedekatan psikologis ini harus ditanam sejak lahir, karena dengan kedekatan ini, maka anak akan merasa diperhatikan dan menimbulkan rasa aman.  Seorang ibu yang dapat membuat erat ikatan emosional akan membuat kepribadian anak semakin menjadi baik. Seorang anak yang sejak kecil dekat dengan ibunya, maka akan secara otomatis akan baik kepada anggota keluarga lainnya.
Kedua, kebutuhan rasa aman. Kebutuhan rasa aman ini akan mempengaruhi kepribadian anak. Sebab apabila rasa aman ini tidak ada, maka anak cenderung akan mengalami stress. Hal ini dapat mengurangi nafsu makan anak, sehingga kebutuhan gizi anak akan tertanggu. Sebaliknya, apabila rasa aman ini didapatkan, maka akan meningkatkan daya serap gizi, sehingga proses pertumbuhan akan menjadi maksimal.
Ketiga, kebutuhan stimulasi ragawi. Stimulasi ini bisa diukur dari sentuhan-sentuhan perhatian ibu terhadap anak, seperti mengelus rambutnya, menggendong langsung, dan mencium dengan penuh kasih sayang. Kebutuhan dasar ini hanya bisa dipenuhi oleh keluarga yang mempunyai nilai-nilai harmonis. Dan tentunya hal ini membutuhkan peran besar dari orangtuannya, terutama ibu.
Kebutuhan-kebutuhan ini yang harus dilakukan ibu kepada anaknya jika menginginkan generasi muda yang sehat secara jiwa raga. Komitmen orangtua dalam mengasuh anak ini sangat diperlukan karena pertumbuhan anak akan ditentukan pada pendidikan tahun pertama. Waktu pertumbuhan anak tidak akan bisa mengikuti kesibukan dan ketersedian waktu orangtua. Maka perlu pembagian yang jelas antara kedua orangtua, siapakah yang akan menyediakan waktu lebih banyak bagi pengasuhan dan pendidikan anak. Dan biasanya, ibu akan menjadi garda terdepan untuk hal ini.
Peran pengasuhan ini berkaitan dengan kualitas generasi penerus bangsa yang akan membentuk peradaban bangsa nantinya. Peran pengasuhan tersebut akan menentukan keberlangsungan suatu sistem sosial yang kuat. Jika dibandingkan dengan peran lainnnya dalam kehidupan, peran mengasuh anak sama mulianya dengan peran bapak mencari nafkah.
    Perempuan yang memilih peran sebagai ibu rumah tangga harus diapresiasi. Mereka adalah pengasuh, pembentuk generasi muda, dan penentu arah masa depan bangsa. Mari kita maskimalkan kontribusi kita sebagai seorang ibu, karena wanita adalah tiang negara. (*)


Tulisan Istri dimuat di SatelitPost. Lihat DISINI


Tuesday, September 27, 2016

MUSEUM IN EDUCATION: SOLUSI PROMOSI DENGAN BERBAGAI VARIASI





    Pada masa sekarang, museum sudah mengalami perubahan yang dengan cepat. Museum sudah tidak mau dinamakan sebagai ‘gudang’ tempat menyimpan barang-barang yang bernilai historis, tetapi museum sudah bertransformasi menjadi tempat multifungsi, seperti tempat edukasi, peneltian, atau rekreasi oleh masyarakat. Sebagai tempat edukasi, seharusnya museum menjadi tempat pembelajaran dimana pengunjung memperoleh pengalaman yang menyenangkan.
    Saat ini, setidaknya museum sudah berhasil menarik minat masyarakat untuk berkunjung. Hal ini mengindikasikan bahwa meseum hingga saat ini menjadi alternatif baru bagi masyarakat untuk menghabiskan waktu senggangnya. Kenaikan ini juga dialami oleh Museum Ranggawarsita.
   Museum Ranggawarsita menjadi salah satu wisata edukasi, museum ini terletak di Jl. Abdurahman Saleh No 1 Semarang Jawa Tengah. Museum ini berada tidak jauh dari bandara International Ahmad Yani Semarang, tepatnya berada di sebelah bundaran Kalibenteng, dan hanya berjarak kurang lebih 4 KM kebarat dari pusat kota.
    Hingga saat ini, permaslahan yang masih menjadi kendala untuk menjangkau semua kalangan mayarakat dan meningkatkan kualitas pemahaman pengunjung masih tetap terasa, jadi Museum Ranggawarsita harus memiliki strategi yang jelas dan mengakar kepada semua lapisan mayarakat. Pertanyaanya, strategi apa yang ditawarkan untuk memajukan kualitas  dan kuantitas pengunjung di Museum Ranggawarsita?

Strategi Promosi
     Strategi promosi dengan strategi edukasi merupakan strategi yang menuntut cara belajar yang aktif dengan melibatkan semua pengunjung dengan segala pengalaman yang mereka miliki. Strategi ini disajikan dengan konsep edutainment, salah satu jalannya yaitu dengan berani keluar ‘kandang’ dan mencari ‘mangsa’ yang lebih luas. Dalam promosinya, Museum Ranggawarsita tentunya harus melihat karakteristik, keinginan, dan kebutuhan calon pengunjung atau masyarakat.
   Strategi pomosi yang harus dilakukan dalam membuat program-program dengan muatan edukasi dan hiburan yang seimbang. Program ini ada yang dilakukan didalam museum atau diluar museum. Berbagai cara promosi ini harus dicoba sebagai salah satu variasi, setiap variasi harus diyakini bisa menjadi daya tarik tersendiri. Berikut akan dijelaskan beberapa trategi baik dari dalam maupun dari luar museum.
     Perama, dari dalam dalam museum. Salah satu jalannya dengan cara diskusi, dan pameran tetap. Promosi dengan pameran tetap tentu menjadi hal mutlak, karena memang setiap museum seprti itu. Namun untuk membuat pengunjung nyaman, alur museum ini harus sistematis dan terstruktur. Artinya, alur cerita dari peristiwa sejarah harus jelas, sehingga pengujung tahu arah pergerakan mereka ketika berkunjung dari sajian satu kesajian yang lainnya, walaupun tidak dengan bantuan guid. Tentunya untuk mencapai hal semacam itu harus ada upaya selalu mengganti informasi pada label koleksi secara berkala.
Selain pameran tetap, pihak museum juga harus mengadakan diskusi atau workshop, yang dilakukan dengan perencanaan yang matang. Misalkan apabila diskusi tentang konevrsi kertas/buku-buku langka, museum dapat menjalin kerja sama dengan perpustakaan nasional untuk mendatangkan konservator kertas yang akan memberikan informasi tentang seluk beluk kertas tersebut. Selain diskusi atau workshop diatas, museum juga harus mengambil tempat pada acara-acara khusus tiap tahunnya. Misalkan ada hari kebangkitan nasional, maka bisa saja mengadakan diskusi tentang film-film perjuangan, semisal film Tjokroaminoto, Soekarno dan lainnya.
Kedua, diluar museum dengan museum keliling. Museum keliling ini bisa berjalan kalau ada kerjasama antara institusi yang lain, semisal dengan sekolah-sekolah. Selama ini hanya terkesan kalau museum datang kesekolah pasti hanya berkutat dengan penyuluhan formal yang kadang membosankan karena hanya bersifat teori. Kali ini cobalah sekali-kali koleksi museum dibawa langsung kesekolah-sekolah agar siswa dapat melihat secara langsung (tentunya koleksi museum harus dilindungi dan tidak sembarangan dipergunakan). Hal ini akan menjadikan museum lebih hidup, karena mau menjemput bola dengan mendatangi masyarakat langsung.
      Selain datang kesekolah-sekolah, museum keliling ini juga bisa ditampilkan kedalam sebuah kendaraan bus dengan koleksi yang sudah ditata sedemikian rupa (asli atau replika) agar semua orang dikeramaian mengetahui ada museum keliling yang bisa dijangkau masyarakat yang jauh dari museum. Selain kendaraan bus, museum keliling juga harus berani merambah kedalam pusat perbelanjaan, misalnya. Kerjasama dengan pihak mall harus selalu dikedepankan, dan yang tentunya keamanan koleksi harus selalu terjamin.
    Apabila berbicara mengenai promosi didunia luar, tentunya tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi zaman sekarang. Konsep edutainment yang memadukan unsur pendidikan dan hiburan ini disampaikan dengan teknologi digital yang dibuatkan dengan aplikasi khusus. Semisal aplikasi atau permainan yang bisa diunduh di play store, sehingga semua kalangan masyarakat bisa mengunduh dan mengoprasikannya di smartphone. Aplikasi dan permainan ini tentunya harus mencakup tentang koleksi museum yang dipadukan dengan edukasi, semisal permainan menyusun puzzle atau petualangan yang berkaitan dengan museum dan lain sebagainnya.

Harapan ke Depan
Sebagai sebuah museum, visi utamanya adalah untuk tersampaikannya misi pendidikan kepada masyarakat luas. Pengunjung harus bisa mengambil maknanya dan menjadikan sebuah proses pembelajran. Agar museum dapat menyesuaikan terhadap semua kalangan, maka diperlukan strategi edukasi yang digunakan untuk masyarakat dan pengunjung secara luas.
Tentunya berbagai program itu harus juga ditunjang oleh beberapa elemen penting, selain promosi dari dalam dan luar museum, juga tidak kalah pentingnya adalah fasilitas yang mendukung dengan didukung staf museum yang ahli dengan merekrut staf museum atau mengutus duta museum yang profesional. Semua elemen itu harus sinergi dan diintegrasikan kedalam produk museum shingga dapat menambah nilai jual bagi para masyarakat dan menambah nilai edukasi bagi para pengunjung.
Akhirnya, museum sebagai tempat multifungsi ini akan segera terrealisasi jikalau semua elemen tadi bersinergi. Sehingga kedepan, museum tidak hanya menjadi tempat ‘penitipan’ barang yang bernilai sejarah, namun benda-benda itu menebar makna kepada siapa saja yang melihatnya dengan berbagai fasilitas dan upaya kerjasama yang dilakukan oleh berbagai pihak.



Monday, September 26, 2016

MEMBENTUK PERADABAN DARI MEJA MAKAN

Satelit Post, 24 Maret 2016
Dalam konstelasi dunia modern saat ini, kompetisi antar negara tidak mungkin dihindari. Pada akhirnya, negara super power lah yang akan memegang supremasi. Untuk menjadi negara maju, kita bisa menguatkan salah satu faktor penting untuk membentuk peradaban yang beradab demi menuju kejayaan bangsa. Salah satu faktor penunjangnya yaitu kuatnya nilai-nilai moral/karakter dan kokohnya budaya dalam masyarakat.
Menurut Francis Fukuyama  (1995) dalam bukunya Trust: The Social Virtues, and the Creation of Prosperity, menyebut kemajuan nilai-nilai karakter dan budaya ini dinamakan “modal sosial atau social capital”. Fukuyama menegaskan bahwa persaingan antar bangsa saat ini bukan lagi benturan antar ideologi, namun persaingan peradaban dan pasar bebas yang mempunyai modal sosial tinggi.
Negara yang mempunyai modal sosial tinggi adalah mereka yang mempunyai jiwa kebersamaan dan rasa saling percaya yang kuat, selain itu modal sosial ini dibuktikan dengan minimnya konflik horizontal dan vertikal antar warganegaranya. Pertanyaanya, apakah Indonesia sudah termasuk kedalam negara yang mempunyai modal sosial tinggi itu? Mari kita refleksi diri.

Generasi Penentu
Apabila kita melihat kondisi pemuda Indonesia saat ini, optimisme harus selalu tertanam. Mekipun tidak bisa dipungkiri, problematika remaja saat ini menjadi perhatian kita bersama. Hal ini bisa kita lihat dari banyaknya “serbuan-serbuan” luar yang menggempur pola pikir dan perilaku generasi muda. Contohnya, seperti pengkebirian norma-norma sosial dengan maraknya suara melegalkan kelompok LGBT, lebih miris lagi, ada siswa yang diduga masih duduk dibangku SMP dengan bangganya memposting foto tidak senonoh dimedia sosial.
Degradasi moral ini bisa mengindikasikan kekhawatiran akan keberlangsungan masa depan generasi muda kita. Kalau kita mau jujur, di negara ini tidak kurang orang-orang ber-IQ tinggi, namun banyak pihak sepakat, bahwa krisis kita sekarang adalah krisis moral. Krisis moral ini berkorelasi dengan pendidikan dan aspek sosial setiap individunya. Semua institusi sosial, menjadi tempat yang sangat penting, karena lewat institusi ini pembentukan karakter individu dibentuk.
Hal ini sesuai dengan pendapat Lord Channing bahwa The great hope of society is individual character (harapan besar masyarakat adalah kualitas karakter setiap individunya). Kualitas akhlak individu ini tidak bisa terlepas dari peran sentral keluarga. Hal ini sesuai dengan teori dalam sosiologi, yaitu “keluarga adalah unit terpenting dalam masyarakat”. Artinya, apabila pondasi pendidikan dalam keluarga lemah, maka bahan “bangunan” dalam masyarakat juga akan lemah.
Pembangunan karakter ini berkaitan erat dengan pola asuh yang dilakukan oleh orang tua terhadap kepribadian individu-individu sejak kecil dari dalam keluarga. Keluarga yang kokoh merupakan keluarga yang dapat menciptakan generasi-generasi penentu yang berkarakter kuat. Kita harus merenungkan kata-kata bijak, “walaupaun jumlah anak-anak hanya 25 % dari jumlah total penduduk, namun akan menentukan 100 % perjalanan masa depan Indonesia”.
Begitu besar kontribusi anak-anak untuk masa depan Indonesia, karena dari merekalah masa depan Indonesia sebagai sebuah bangsa akan ditentukan. Lalu bagaimana karakter generasi penentu ini dibentuk? Mari mulai dari hal kecil disekitar kita, yaitu dengan strategi meja makan.

Strategi Meja Makan
      Apa hubunganya meja makan dengan pembentukan peradaban? Meja makan merupakan wahana yang tepat untuk berkumpul keluarga selama seharian beraktifitas dengan kegiatan masing-masing. Jangan menyepelekan kegiatan makan bersama ini, karena kegiatan sederhana ini mempunyai dampak positif yang sangat besar bagi perkembangan psikologi anak.
    Hal ini pernah dibuktikan dari penelitian pada tahun 2013 oleh peneliti dari University of Agder di Norwegia, penelitian itu mengambil 8.000 anak di 8 negara Eropa sebagai sempel penelitian. Hasil penelitian ini menegaskan, ternyata dengan rutin makan bersama bisa menurunkan perilaku negatif dari anak, seperti kenakalan remaja, minum-minuman keras, dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
     Dari hasil peneltian diatas, ternyata makan bersama mempengaruhi perilaku anak dalam kehidupan. Dengan makan bersama, semua elemen keluarga sedang mempererat dan mengaitkan antar anggota. Selain itu, dengan makan bersama, anak bisa mengungkapkan curahan hati yang dialami seharian. Lewat percakapan yang ringan di meja makan, secara tidak langsung, orang tua memberikan bekal modal sosial kepada anaknya.
     Relasi orang tua yang maksimal dengan anak akan memperkokoh pondasi masyarakat. Artinya, relasi ini akan menimbulkan kedekatan psikologis yang sangat penting untuk membangun kepercayaan anak pada orang lain. Merasakan diri diperhatikan oleh orang tua sehingga memunculkan perasaan yang nyaman dan aman bagi anak. Sehingga akan membentuk kepribadian yang berkarakter kuat.
   Memang tidak 100 % kepribadian anak ditentukan di meja makan, pembentukan karakter anak yang maksimal membutuhkan waktu, pikiran, tenaga, pengetahuan, kesabaran, dan konsistensi jangka panjang dalam mendidik. Namun, dengan hal kecil yang mempunyai dampak besar ini, kita harus menyempatkan minimal satu hari sekali untuk berkumpul di meja makan. Pilihan waktu yang paling tepat untuk makan bersama adalah pagi hari ketika sarapan dan ketika makan malam.
Kita tidak mau peran penting keluarga ini gagal, karena imbasnya terhadap masa depan Indonesia. Seperti kata seorang pakar pendidikan, William Bennett, “apabila keluarga gagal dalam memberikan modal-modal sosial ini, maka akan sangat sulit bagi lembaga-lembaga lain untuk memperbaiki kegagalan-kegagalan tersebut dikemudian hari”. Oleh karena itu, kita semua harus berusaha memaksimalkan peran keluarga ini bersama-sama.
        Dengan segala elemen-elemen sosial memaksimalkan perannya, terutama keluarga, maka kejayaan peradaban bangsa ini akan terrealisasi secepatnya. Oleh karena itu, mari kita mulai pembentukan peradaban bangsa ini dari keluarga, salah satunya bisa dibentuk di meja makan. Sehingga nantinya para generasi muda mempunyai pondasi yang kuat dalam membangun peradaban bangsanya.

JANJI KEMERDEKAAN, JANJI BUSUK KECEWAKAN RAKYAT INDONESIA


Negeri sakura. Iya itu adalah kata kata yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari hari, yang pastinya sudah tak  asing lagi di telinga kita. Siapa yang tak kenal dengan negeri sakura?iya, itu adalah julukan bagi Negara JEPANG yang merupakan sebuah Negara yang berada dalam benua asia, sama seperti benua Negara kita, Negara INDONESIA. Karena terletak di benua yang sama maka kita sudah kenal dengan Negara tersebut. Tetapi bukan karena itu saja kita mengenal negeri sakura.melainkan ada sebuah kenyataan yang menyeret jepang sehingga ke Indonesia.
Berbicara mengenai jepang, tentunya tak lepas dari sebuah kenyataan yang tenggelam di masa lalu ,dan  membekas di negeri ini. Kenyataan yang menjadikannya kini sejarah yang  dikenang sepanjang masa oleh rakyat Indonesia. Ini berawal saat jepang mendarat di tanah air kita pada januari 1942 dengan tujuan mencari daerah baru, atau dalam kata lain menjajah. Jepang datang dengan bersikap baik terhadap rakyat Indonesia yang kemudian dianggap oleh rakyat Indonesia sebagai saudara tua, yang diharapkan bisa  membebaskan negera Indonesia dari kekuasaan jajahan belanda. Salah satu upaya yang dilakukan jepang adalah membuat propaganda dengan pembentukan gerakan TIGA  A.
Setelah meyakinkan dan memenangkan hati rakyat Indonesia,  jepang memulai misi utamanya dengan pembentukan berbagai organisasi yang dikatakan jepang sebagai salah satu pelatihan dan pertahanan atas kekuasaan belanda terhadap Indonesia baik organisasi  pemasyarakatan, keagaman maupun yang bersifat semimiliter  dan militer. Organisasi tersebut dibentuk untuk meyakinkan Indonesia bahwa jepang sebagai saudara tua yang senantiasa akan membantu Indonesia dalam melawan penjajahan belanda. Keberhasilan organisasi pembentukan jepang semakin membuat jepang tersenyum manis, karena tanpa disadari oleh rakyat Indonesia jepang telah mengerahkan semua kekuatan dan potensi Indonesia untuk menopang perangnya dengan sekutu.
Tidak hanya menguras kekuatan rakyat Indonesia, tetapi jepang turut menguras kekayaan alam Indonesia yang memiliki potensi luar biasa .karena wilayahnya yang luas memiliki daratan dan lautannya menyimpan banyak spesies  flora dan fauna , serta kandungan minyak bumi yang melimpah. Sangat menggiurkan bagi jepang untuk menguasai Indonesia untuk tujuan lain yakni melanjutkan industrinya yang ada masa itu mulai berkembang pesat. Setelah berhasil menguasai Indonesia, jepang mengeluarkan banyak kebijakan di berbagai bidang.Kebijakan tersebut salah satunya yang telah kita kenal adalah “ROMUSHA”.Kebijakan tersebut telah banyak menyengsarakan rakyat Indonesia.Karena telah terjadi pemaksaan di dalamnya.Rakyat dipaksa bekerja siang malam tanpa henti, tanpa diberi makan dan minum. Dengan keadaan yang seperti itu banyak  rakyat Indonesia mati karena kelaparan saat bekerja.
Dengan kekejaman jepang saat adanya romusa, jepang kemudian menutupinya dengan menjuluki para pekerja romusa sebagai “Pahlawan Pekerja” agar rakyat mau bekerja sebagai buruh romusa. Banyak dampak lain yang dirasakan rakyat indonesia di berbagai bidang. Banyak juga dari rakyat yang mulai melakukan perlawanan terhadap jepang karena dirasa sudah menyeleweng dari janji awalnya terhadap bangsa Indonesia.Pada tahun 1944 jepang terdesak karena amerika serikat berhasil merebut kedudukan penting jepang, dan juga melakukan pengeboman di morotai atas kedudukan jepang di Indonesia.Hal itu semakin membuat rakyat Indonesia hilang kepercayaanya terhadap jepang dalam melawan sekutu.
Dengan munculnya berbagai hal yang dirasa jepang menimbulkan kerugian, maka jenderal Kiniaki Kaiso pengganti dari jenderal Hedeki Tojo memberikan sebuah pernyataan yang membuat rakyat senang, yaitu dengan memberi janji kemerdekaan kepada Indonesia yang bebas dari jajahan Negara lain. Sejak saat itu Indonesia boleh mengumandangkan lagu Indonesia raya ciptaan WR.SUPRATMAN, setelah menyanyikan lagu kimigayo.Dan Indonesia diperbolehkan mengibarkan bendera merah putih disamping bendera jepang yakni bendera hinomaru.
Setelah itu, pada 1 maret 1945  Letnan Jenderal Kumciki Harada mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha – Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Badan tersebut diketuai oleh Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat, dan R.P Suroso sebagai wakilnya yang sekaligus menjadi kepala tata usaha.Dan wakil dari tata usaha tersebut adalah seorang dari jepang yang bernama Masuda Toyohio dan Mr. R. M. Andul Gafar Pringgodigdo. Semua anggota berjumlah 60 orang dan ditambah  dengan 7 orang dari jepang yang tidak  punya suara.
Didalam BPUPKI bentukan jepang tersebut, didalamnya terdapat sidang yang dilakukan secara 2 tahapan. Sidang pertama diselenggarakan di Jakarta di gedung Chou Shangi In yang sekarang dikenal sebagi gedung pancasila pada 28 mei 1945 sampai 1 juni 1945. Pada masa penjajahan belanda gedung tersebut telah digunakan sebagai volksaard. Jalannya sidang berlangsung dengan baik meskipun semua anggota menyerahkan semua urusan yang kaitannya dengan persiapan  kemerdekaanIndonesia kepada pemimpin. Pada pidato sidang BPUPKI, Radjiman menyampaikan pokok – pokok persoalan mengenai Dasar Negara Indonesia yang akan dibentuk.
Selanjutnya diteruskan dengan sidang kedua yang berlangsung pada 10 – 11 juni 1945.Pada sidang kedua ini, dibahas dan dirumuskan tentang Undang Undang Dasar.Dalam  kata pembukaanya Radjiman meminta pandangan kepada para anggota mengenai dasar Negara Indonesia. Orang – orang yang membahas mengenai dasar negar adalah Muhammad Yamin, Supomo, dan Sukarno. Dalam sidang sebelumnya, Soekarno mendapat kesempatan untuk berbicara dua kali, yaitu pada 31 mei dan 1 juni 1945. Namun disaat seperti itu, seperti yang telah disampaikan Radjiman selama rapat yang  berlangsung selama 2 hari belum ada yang menyampaikan pidato mengenai dasar dasar kenegaraan.
Dengan adanya hal tersebut, Soekarnopun lalu menanggapi hal tersebut pada 1 juni pukul 11.00 WIB  dengan menyampaikan pidato pentingnya yang pada saat itu gedung Chou Shangi In dijaga ketat. Para wartawan dan orang tidak berkepentingan dilarang masuk.Dalam pidatonya, Soekarno mengusulkan Panca Dharma.Namun penamaan Dharma pada usulan tersebut, dianggap tidak tepat, Karena Dharma berarti kewajiban, sedangkan yang dimaksudkan adalah dasar. Pada akhirnya Soekarno menggantinya dengan Pancasila yang sebelumnya telah meminta saran terlebih dahulu kepada sang ahli bahasa yakni Muh.Yamin. Sila artinya azas atau dasar, dan di atas kelima dasar itu didirikan Negara Indonesia, supaya kekal dan abadi.
Pidato Soekarno mendapat sambutan meriah dengan tepukan tangan para peserta yang merupakan suatu sambutan yang belum pernah terjadi sekama persidangan berlangsung.Para wartawan mencatat sambutan yang diucapkan soekarno. Pada saat tersebut juga soekarno yang menjadi pembicara kedua mengemukakan tentang llima dasar Negara, yaitu (1) kebangsaan indonesa, (2) internasionalme atau peri kemanusiaan, (3) mufakat atau demokrasi, (4) kesejahteraan sosial, (5) ketuhanan yang maha esa. Dasar tersebut yang saat ini dikenal dengan pancasila
Sementara itu, Muh Yamin dalam pidatonya juga mengemukakan Azas dan Dasar Negara Republik Indonesia. Menurutnya ada lima azas yaitu (1) peri kebangsaan, (2) peri kemanusiaan, (3) peri ketuhanan, (4) peri kerakyatan, (5) kesejahteraan rakyat. Selanjutnya, sebelum sidang pertama berakhir, BPUPKI membentuk panitia kecil yang terdiri dari Sembilan orang yang bertujuan untuk merumuskan tujuan dan maksud didirikannya Negara Indonesia.  Panitia tersebut terdiri atas Ir. Soekarno, Drs Muh Yamin, Mr Ahmad Subardjo, Mr. A.A Maramis, Abdul Kahar Muzakkar, Wahid Hasyim, H.Agus Salim, dan Abikusno Cokrosuyoso. Panitia kecil itu menghasilkan rumusan yang menggambarkan maksud dan tujuan Indonesia Merdeka.Kemudian disusunlah rumusan bersama dasar begara Indonesia merdeka yang kita kenal dengan Piagam Jakarta.
Setelah terjadi rentetan peristiwa yang dialami oleh rakyat Indonesia, jepang pada akhirnya kalah perang dengan sekutu. Amerika serikat telah menjatuhkan bom di kota Hiroshima dan Nagasaki. Pengeboman tersebut begitu menjatuhkan perasaan jepang. Kehancuran kota Hiroshima dan Nagasaki tidak menutup  mata jepang bahwa sekutu lebih unggul. Jika perang diteruskan akan lebih menghancurkan jepang, maka jepang memutuskan menyerah tanpa syarat. Jepang kemudian menyetujui pembentukan PPKAI setelah BPUPKI bubar dikarenakan jepang merasa takut jika rakyat Indonesia tidak percaya lagi dengan jepang yang kalah dengan sekutu.
PPKI yang sebenarnya dibentuk oleh Indonesia bertujuan untuk melepaskan diri dari pengaruh jepang.Hal itu dikarenakan jepang terlalu lama untuk merealisasikan janji kemerdekaanya kepada Indonesia.Janji jepang yang selama ini dikatakan hanya suatu bayangan belaka yang membuat rakyat Indonesia kecewa telah mempercayai jepang.Beruntunglah Indonesia yang pada saat itu memiliki para pemimpin yang cerdas yang kemudian membentuk PPKI yang akhirnya dapat mengantarkan Indonesia kepada kemerdekaan.Kemerdekaan yang abadi, tanpa janji busuk.
Jadi, sangatlah jelas bahwa jepang tidak ingin memerdekakan Indonesia. Jepang hanya membuat janji busuk yang mengecewakan rakyat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA:
Kemendikbud.2014.Sejarah Indonesia.Jakarta:Pusat.kurikulum dan pembukuan.

Penulis: Hisan Aiunun Nisa






Wednesday, September 21, 2016

Lemah Meteng Desa Sumingkir

Garpu Menuju ke Desa Sumingkir

Di salah satu padukuhan di wilayah Desa Sumingkir, Kecamatan Kutasari, Kabupaten Purbalingga ada satu tempat yang sangat aneh dan unik. Tepatnya ada di Desa Sumingkir bagian Timur ada satu gundukan tanah (lemah) yang apabila diinjak tanah tersebut akan kembali seperti semula. 

Tapi sebelum kelihatan bolong-bolong pasti akan balik semula jadi gundukan tanah. Bentuk dari gundukan tersebut orang-orang menyebut bentuk tanah tersebut seperti perut orang yang sedang hamil (meteng), karena seperti orang hamil dan itu hanya tanah, jadi penduduk desa menamakan Dukuh “Lemah Meteng”.

Gundukan tanah tersebut masih dianggap keramat bagi banyak orang, karena di bawahnya juga ada gundukan tipis yang menyerupai kuburan. Orang-orang mengira bahwa di tempat tersebut dulu pernah ada orang yang dikubur dengan semua harta yang dimiliki.  

Anehnya di tempat tersebut sering keluar sinar di malam hari, sehingga banyak yang menyimpulkan tempat tersebut adalah tempat keramat. Karena kejadian itu banyak orang yang berziarah di tempat tersebut. Bukan hanya orang dari Desa Sumingkir saja yang datang untuk ziarah atau meminta sesuatu dari punden-punden tersebut, tapi juga banyak para pedagang yang datang dari daerah jauh, meminta supaya dagangannya cepat laku, ada juga yang meminta agar mendapat jodoh. Karena banyak yang terkabul, hari demi hari orang yang berziarah semakin banyak.

Dahulu pernah ada warga dekat punden “Lemah Meteng” yang kesurupan. Kisah ini dimulai ketika orang yang kesurupan baru saja selesai menjalankan shalat kemudian orang tersebut tidak sadarkan diri. Saat orang tersebut tidak sadarkan diri orang tersebut diam saja sambil duduk. Orang itu merasa seperti dibawa ke rumah yang sangat bagus, semua peralatan yang sangat mewah dan ada satu kotak emas di rumah itu.

Anehnya sesudah orang tersebut siuman di lehernya sudah ada selendang. Siapa yang memberi slendang itu? Orang-orang tidak mengetahuinya. menurut cerita selendang tersebut aslinya adalah ular yang berasal dari kotak emas tersebut. Tapi ketika ada pada leher orang tersebut, kelihatannya seperti selendang.  Tapi sesudah dua hari orang tersebut menggunakan selendang ajaib. 

Sewaktu menggunakan selendang itu, banyak orang datang yang meminta pertolongan, beritanya tersebar sampai ke daerah lain. Sampai orang tersebut kewalahan menghadapi para tamu. Anehnya, semua orang yang meminta pertolongan banyak yang berhasil. Tapi orang tersebut kaget dan bingung dengan apa yang dia dapatkan. Padahal sebelumnya hanya orang biasa dan tidak pernah mendapatkan ilmu apa-apa, apalagi ilmu kebatinan. Semua itu datang suatu ketika dan hanya lantaran selendang yang melingkar di lehernya, sehingga bisa memenuhi semua permintaan para tamu.

Karena penduduk desa sudah banyak yang mengetahui kalau kedigdayaan itu berasal dari punden “Lemah Meteng”, akhirnya orang yang banyak itu dibawa ke gundukan atau punden “Lemah Meteng”. Setelah tiba di gundukan tersebut terjadi keanehan karena selendang yang di pakai langsung hilang. Akhirnya orang tersebut berkata kalau gundukan tanah tersebut sebenarnya sewaktu-waktu bisa lahir dan ternyata benar. Karena ada di malam Jum’at Kliwon, gundukan tersebut membelah seperti lahir. 

Ceritanya yang lahir bukan bayi manusia, tapi salah satu ular yang berwujud selendang, sampai sekarang masih dikuasai oleh yang punya selendang tersebut. Siapa yang punya? Ternyata orang tersebut yang pernah kesurupan dan kebetuan orang tersebut masih cucu dari Mbah Kartamutadi, dan namanya tambah terkenal Beliau bernama Budi Prasetyo. Sampai sekarang Dukuh Lemah Meteng masih sering ada orang bertapa atau tirakat di dekat punden. Karena untuk menjaga segala hal, yang tidak di inginkan maka dari itu sekitar punden sekarang sudah diberi pagar, namun sayangnya daerah punden tersebut sudah tidak terawat seperti dulu karena keinginan manusia yang selalu berubah di dalam hidupnya.


Sumber Referensi:
http://alas-news.blogspot.co.id/2012/03/asal-mula-desa-lemah-meteng.html., diakses tanggal 30 Oktober 2016.
Wawancara dengan Ibu Masirah tanggal 29 Oktober 2016.

Wednesday, September 7, 2016

Asal Usul Nama Desa Gembong

Kantor Kepala Desa Gembong (dokpri)

Tuesday, September 6, 2016

Sejuta Cerita Cinta di Banjarnegara

sumber: Dinbudpar Banjarnegara
"Bommm... Bleekkk... Blekkkk.... Uhukkk.. uhukk". Suara yang membuat orang-orang menengok ke belakang. Suara itu jelas terdengar ditelinga, ku tengok kebelakang, ternyata memang benar. Dia tenggelam. Bukan hanya satu orang, tapi banyak. Ku hitung ada 1,2,3,4 dan 5 orang. Dalam benakku, apa yang harus ku lakukan? Ku memikirkan itu penuh dengan pertimbangan. Susah memang, tapi aku harus mengambil keputusan ini secepatnya... dan keputusan itu adalah... tertawa sepuasnya. Hahahahahahahahahahahahahahaaaa.... eeeettttt... ini bukan cerpen apalagi novel. tapi apa? 
Mau tau ceritanya? Mari kita lanjutkan.. Begini awal kisahnya..

Mencoba Hal Baru
   Tahun 2016, saya lebih bergairah memburu lomba dan mencari kompetisi-kompetisi yang mampu saya ikuti. Karena kompetisi itu menambah teman, pengalaman, penghargaan dan juga tentunya uang.;) Awal tahun, sudah beberapa event yang saya ikuti, namun banyak gagalnya. Tapi seperti biasa, gagal itu biasa, kalau kegagalan 11 kali, kita hanya perlu bangkit 12 kali. Dan terbukti beberapa kali ditahun 2016 ini membuahkan sebuah hasil. Esai, artikel, makalah sudah pernah tak coba, yang belum pernah saya coba adalah lomba blog.
    Kebetulan, pertengahan bulan Juli, seperti biasa saya sedang berburu lomba yang mungkin bisa diikuti. Hingga pencarian itu tertuju kepada sebuah lomba yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara, yang mengadakan sebuah event kompetisi blogger dengan tema “Mayuh Plesir Maring Banjarnegara”. Kompetisi ini menarik perhatian saya, karena penilian hanya berkaitan dengan isi artikel dan bukan dari kecantikan blog. Saya menyadari blog yang saya miliki hanya biasa-biasa saja, dan tema blog saya pun seputar dunia sejarah, tema yang memang saya geluti.
     Lomba dibuka pada gelombang I antara tanggal 1-30 Juni 2016, kemudian dilanjutkan dengan gelombang II pada 1 Juli-15 Agustus 2016. Penilaian peserta akan dilaksanakan antara 16 sampai 19 Agustus 2016. Dan terakhir pengumuman akan diumumkan pada tanggal 20 Agustus 2016. Itu rencana awal dari panitia, ketika belum ada perubahan.
    Untuk membuat artikel, sebelumnya saya mencari ide artikel dengan mencoba googling. Dari sekian artikel yang saya buka, saya menemukan arikelnya Pak Nasution. Artikel itu menarik, karena memang judulnya yang menarik. Saya meyakini, judul itu memang harus menarik, karena pembaca akan melanjutkan membaca ketika judulnya sudah menarik. Saya memilih judul untuk tema yang ditawarkan panitia dengan judul “Jangan Datang ke Banjarnegara,...”. Sebuah judul yang memang sedikit kontroversi. Tapi memang dari judul itu, siapa yang tidak tertarik untuk membaca isinya. Secara khusus, saya ucapkan terimakasih kepada Pak Nas, karena inspirasi saya dari artikelnya.
    Setelah artikel itu jadi, tidak langsung saya posting di blog pribadi. Namun saya cek ulang, dari kalimat per kalimat. Juga saya konsultasikan bersama teman sekantor, Pak Anis. Setelah beberapakali perbaikan dan revisi, akhirnya saya posting artikel di blog pada tanggal Juli 2016. Niatan awal memang tidak berharap sama sekali untuk menang, karena selain lomba itu, ada beberapa lomba yang saya ikuti pada waktu yang bersamaan. Jadi ketika gagal dan tidak lolos, bagi saya itu hal yang biasa, karena bagi saya “Tuhan Menghargai Sebuah Proses”, seperti istilah yang diungkapkan Leo Tolstoy yang dikutip oleh Andrea Hirata dalam novel Sang Pemimpi-nya, kalau “Tuhan Tahu, Tapi Menunggu”.
   Saya juga meyakini, apapun yang tertulis akan abadi, dan yang terucap akan terbang, atau istilah kerennya ‘Verba Volant Scripta Manent’. Sebuah pepatah dari Yunani. Saya meyakini, untuk jangka panjangnya tulisan itu akan terus hidup abadi, dan juga jangka pendeknya bisa dimanfaatkan menjadi sebuah kumpulan tulisan berbentuk buku, sama seperti kumpulan lomba-lomba yang sudah saya ikuti ditahun 2015 lalu.
   Awal ketika membuat blog sebenarnya hanya untuk menampung tulisan-tulisan tugas perkuliahan yang memang sayang apabila hanya disimpan dilaptop. Namun lama kelamaan blog ini memang berisi artikel yang berkaitan dengan pendidikan dan sejarah. Selain untuk media pembelajaran, blog ini juga bisa dimanfaatkan untuk hal lain, mengikuti perlombaan. Salah satunya lomba blog yang diadakan oleh Disas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara.

Menuju PIKASA
  Kabupaten Banjarnegara bertambah usiannya. Pada tanggal 22 Agustus 2016, Banjarnegara genap menginjak usia yang ke-185. Berbagai acara disiapkan, berbagai event direncanakan, dari kirab budaya, tarian massal dan tentunya lomba-lomba, seperti lomba menghias dokar, lomba tari untuk anak-anak, dan tentunya lomba blogger.
      Awalnya, saya tidak tau bahwa lomba itu akan ditentukan 20 besar terlebuih dahulu, yang saya tau, pengumuman langsung akan ditentukan juara 1,2,3. Tapi ternyata sekitar tanggal 15 Agustus 2016, panitia mengumumkan 20 besar di web nya. Dan akan dikrucutkan lagi menjadi 10 besar pada tanggal 18 Agustus. Awalnya saya tidak tahu tentang pengumuman 20 besar itu, namun iseng-iseng tanggal 17 Agustus saya buka web, ternyata saya temukan pengumuman 20 besar yang sudah diposting sejak 15 Agustus.
Mampir ke web resminya disini
   Setelah dicek, ternyata ada nama saya diurutan nomor 3. Saya cek dikolom komentar, ternyata sudah ramai dengan berbagai komentar-komentar yang ditujukan kepada panitia. Sebagian besar mengarah kepada kritikan, karena memang dari awal tidak ada pemberitahuan akan diumumkan 20 besar. Termasuk saya yang jadi bahan kritikan dari teman-teman, karena memang blog saya bukan blog pariwisata dan artikelnya sebagian besar berisi tentang pendidikan sejarah. 
   Setelah tahu masuk 20 besar, perasaan saya biasa-biasa saja, dan kemungkinan untuk menang sama sekali tidak saya pikirkan. Ditambah ketika saya cek blog teman-teman blog 20 besar lainnya, ternyata sudah banyak yang profesional dan buagus-buaguusss semua. Ada yang memang sengaja buat blog khusus untuk pariwisata Banjarnegara, ada juga yang memang hobi petualangan, ada juga yang pemburu lomba blog, dan macam-macam, pokoknya salute buat teman-teman. 
   Sejak dijanjikan pengumuman besar pada tanggal 18 Agustus, sayapun sengaja ngecek di webnya, ternyata betul, sudah ada pengumuman 10 besar. Dan ini hasilnya,,

arifsae
Lihat sumbernya disini
   Ternyata ada nama saya, lagi-lagi panitia akan menjanjikan pengumuman pada tanggal 20 Agustus, namun diluar dugaan, sebelum tanggal 20 Augustus, ada pengumuman susulan, yang berisi undangan kepada 20 finalis untuk FAMTRIP/Gathering bersama antara tanggal 21-22 Agustus. Pengumuman itu tertera tanggal 19 Agustus 2016.
Cek Sumbernya disini
   Setelah melihat pengumuman itu, sontak saya kaget, karena memang belum ada agenda sebelum itu. kemudian sebagai seorang suami yang baik, saya lapor ke istri, tanggapan istri sangat mendukung namun dengan syarat, yaitu "IKUT". Saya tidak langsung menyanggupinnya, karena memang hak ada pada panitia, tapi pblackiski pasti diperbolehkan. Karena acara ini dadakan dan pasti teman-teman blog yang rumahnya jauh tidak akan sanggup datang. Dan benar saja, setelah saya menghubungi panitia, dengan sangat baik diperbolehkan membawa istri dan anak. Langsung saja, saya laporkan ke istri, dan ekspresinya terlihat sangat senang, maklum, dari lomba-lomba yang sudah saya ikuti, dia tidak pernah ikut.;)
    Esok harinya, hari Minggu, tanggal 21 Agustus 2016. Saya siap-siap untuk ke PIKASA (Pinggir Kali Serayu) atau Banyu Wong Adventure. Lokasi yang dijanjikan oleh panita, perjalanan dari rumah (Kejobong, Purbalingga) membutuhkan waktu sekitar 40 Menit. Kami berangkat pukul 15.00 WIB. dan sampai kelokasi sekitar jam 16.00 WIB. Diperjalanan saya pakai google maps, karena memang belum pernah sekalipun kelokasi. 
    Ketika sampai di PIKASA, saya diantarkan oleh petugas informasi ke penginapan, sampai kepenginapan disambut oleh Mas Nur. Panitia yang ramah luar biasa dan baik hatinya. haha.... disana ada juga peserta yang sudah datang, Mas Muh Zia Ulhaq dan Mas Hendi Setiyonto. Kita ngobrol-ngobrol sebentar, karena peserta yang datang baru tiga, dan penyewaan kamar kelebihan, saya dipersilahkan dengan istri dan anak untuk satu kamar. Luar biasaa.. karena satu kamar itu isinya ada 5 bed, jadi memang saya merasa "diistimewakan"..hehe.. kamarnya di LUMBIR 2..

Lokasi Kamar yang saya tempati
Naira sedang duduk manis :)
   Setelah istirahat sebentar, anak saya (Naira) minta jalan-jalan dan makan, karena memang dari rumah kami belum sempat makan. Langsung saja kita jalan-jalan keluar, sekalian nyoba ke Depo Pelita Banjarnegara yang baru. Meskipun hanya jalan-jalan, makannya tetap saja diluar..:) 

Nampang di Depo Pelita
   Ketika waktu sudah hampir maghrib, kami putuskan untuk pulang ke kamar. Setelah selesai beres-beres, mandi dan sholat, saya ke kamar sebelah, dan ternyata teman-teman bloger yang lain sudah ada yang datang lagi, ternyata mereka masih sangat muda, ada yang masih kelas XI MAN 2 Banjarnegara, mas Muhammad Razin Mufadhol dan Mas Faizal Arif Santosa. Kita berbincang-bincang sebentar sampai jam 19.00, sampai diajak nonton Moto GP oleh temen-temen. Anak Istri juga ikut makan malam namun tidak lama, karena Naira minta bobo. Lagi asiknya nonton, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Bapak Dwi Suryanto, S.Sos., M.Si. dan rombongan datang. Kami pun menyambut kedatangan beliau dan rombongan..

Kedatangan Kepala Dinas Beserta Rombongan
   Agenda kali ini memang bincang-bincang keakraban, perkenalan, ramah tamah dan yang paling penting adalah pengumuman pemenang bloger yang akan langsung diumumkan oleh panitia disaksikan oleh Kepala Dinas. Setelah acara ramah tamah selesai, tiba akhirnya pengumuman yang ditunggu-tunggu. Kalau tadi sama sekali tanpa beban untuk menang, kali ini deg-degannya cukup kencang. Tapi bagi saya, kalah menang itu biasa, itulah kompetisi. Setelah memulai, Pak Bonar, membacakan satu persatu pemenangnya...dari Juara Favorit, Blog terbaik, Juara 3,2, dan 1...

Lihat sumbernya langsung disini...
   Jrengg..jrennnggg.... Ternyata nama saya ada di urutan pertama. Iya, saya Juara 1, sama sekali diluar dugaan. Alhamdulillah, Betapa senangnya mendengar pengumuman itu. Kejutan yang luar biasa, tanpa disangka-sangka, tanpa diluar dugaan. Padahal informasi dari panitia, bahwa peserta sekitar 285 bloger dari seluruh Indonesia.
   Setelah pengumuman selesai, kami akhirnya diperolehkan untuk kembali kekamar.. Sampai dikamar, saya tidak langsung menyampaikan ke Istri, niatnya mau buat kejutan gitu... dan setelah saya sampaikan tentunya dia sangat senang...next....bobo ;)

HUT ke-185 Banjarnegara

   Pagi-pagi, sebelum sarapan, kami sekeluarga sempat menikmati suasana pagi yang sejuk dan asri di PIKASA. Keindahan yang memang mempesona, suara alami yang masih terjaga, tanpa ada polusi suara, hingga hanya ada suara derasnya Sungai Serayu yang merayu-rayu. 

   Setelah itu, kami siap-siap untuk sarapan, karena agendanya jam 8 pagi, akan ada mobil jeputan dari Dinas yang akan mengantar kami untuk menyaksikan prosesi inti dari HUT Banjarnegara yang ke-185. 
   Disaat mau berangkat, Mas Amir Mahmud datang, blogger keren dari Kebumen. Sayang, sempat ada insiden kecil, niat awalnya mau rombongan tapi anak saya mogok, tidak mau ikut dengan mobil. Sempat nangis, dan akhirnya panitia berangkat duluan. Niatnya mau motoran, tapi memang anak saya pengin pulang, maklum anak saya ini jarang sekali menginap diluar rumah. Akhirnya istri saya memutuskan untuk pulang. 
   Setelah Istri dan anak pulang, saya sempat mencari-cari rombongan, dan ketemu setelah menghubungi Pak Bonar. Prosesi HUT ke-185 Kabupaten Banjarnegara sangat luar biasa meriah, ratusan anak-anak kecil menari dijalanan dengan apik, kuda-kuda hias yang sangat gagah bekejaran, dan yang terpenting dari semuanya adalah prosesi kirab pusaka Kabupaten Banjarnegara yang diiringi oleh Bapak Bupati dan seluruh jajaran dan pasukannya dari Banjarmangu ke Pendopo Dipayuda Adigraha.. 
   Kenapa harus ada iring-iringan kuda dari Banjarmangu ke Pendopo Dipayuda Adigraha? Ternyata ada sejarahnya. Sejarah awal Banjarnegara ternyata ada di Desa Banjar Watu Lembu, Kecamatan Banjarmangu sekarang. Awal mula nama Banjar diberikan oleh Kyai Maliu dengan nama pertama Banjar Petambakan.
   Bupati pertama adalah Kyai Ngabehi Wiroyudo sekitar tahun 1852. Setelah pemerintahan Kyai Ngabehi, dilanjutkan oleh R. Banyak Widi, hingga sampai anak keturunannya. Salah satu keturunannya, R. Tumenggung Dipoyudo IV memindahkan pusat kota ke Selatan Kali Serayu, dan diberi nama Banjarnegara (Banjar berarti sawah, dan negara berarti kota). 
   Dari perpindahan itu, tak heran setiap hari jadi Banjarnegara selalu dilaksakana iring-iringan kuda dari Pendopo Agung Watu Lembu, Banjarmangu. Romobongan yang dipimpin oleh Bupati ini dengan dokar ini akhirnya menuju ke Pendopo Dipayuda Adigraha dengan menggunakan adat Jawa dan iring-iringan pejabat-pejabat Bupati Banjarnegara terdahulu sampai sekarang. Ini iring-iringannya..








  Setelah rangkaian acara selesai, sekitar pukul 12.00 WIB, kami diajak kekantor KONI Banjarnegara yang satu kompleks dengan pendopo untuk istirahat sejenak. Kami Sholat Dhuhur terlebih dulu dan kembali ke PIKASA untuk menyiapkan jiwa dan raga, karena kami semua akan diajak Refting di Kali Serayu..

Rafting Pertama
   Setelah prosesi kirab selesai, kami pulang, ditengah perjalanan Mas Eko Nurhuda minta dijemput. Ternyata dia baru sampai dari Pemalang, blogeer profesional yang joss markotos. Mas Eko akhirnya satu kamar dengan saya, karena saya sudah sendirian sejak ditinggal pulang anak dan istri. Istirahat tidak terlalu lama, karena memang harus mempersiapkan diri untuk menaklukan sungai Serayu. Oke, kita meluncur...
Kita siap-siap dulu, semua perlengkapan dipakai, supaya aman...
Pose seblum bertempur..
Diberi panduan oleh pemandu..
Serangg.....
Setiap ombak ada namannya loh...
Menghantam batu karang...
Teman-teman yang lain sedang berjuang..
Semakin menikmati....
Ini pas ditenggelamkan, ada yang tenggelam tapi tidak tertangkap kamera..
Gantian ditenggelamkan...

   Pengalaman yang luar biasa, banyak teman-teman yang memang baru pertama mengalami pengalaman refting ini. Kita selesai sekitar pukul 16.00, yang lebih jozz lagi, setelah selesai rafting langsung disambut dengan air klapa muda (dawegan) dan Mendoan hangat yang mengusir rasa dingin yang merasuk disekujur tubuh.. Panitia dan Pengelola yang luar biasa..
   Setelah semuanya habis, kita menuju kamar untuk beres-beres, dan persiapan untuk malam resepsi HUT Kabuapten Banjarnegara di Pendopo Dipayuda Adigraha..;)

Malam Resepsi 

   Sebelum magrib, kita sempat makan dulu bersama. Tepat dipinggir Kali Serayu, sambil menikmati indahnya kali dan sunset (padahal ga kelihatan juga). Keakraban sangat terasa disini, kami ngobrol tentang pengalaman rafting yang baru saja kami lakukan. Suasana kekeluargaan dan persaudaraan sangat terasa dari obrolan santai kami.
   Setelah selesai makan, kami kemudaian menuju kamar untuk sekedar merebahkan diri yang memang terkuras tenatgannya. Agenda acara malam resepsi dijadwalkan mulai pukul 21.00 WIB, tapi kami akan dijemput sekitar pukul 20.00 WIB.
   Kami meluncur kependopo, sesampainnya dipendopo, kami disambut oleh bu Widi yang memberitahu bahwa, nanti yang akan memenerima penghargaan hanya juara 1,2,3, karena ternyata banyak lomba-lomba lain yang bersamaan pemberian hadiahnya.
   Kami dipersilahkan duduk dikursi khusus yang diberikan oleh panitia, sebelum pembukaan, sempat disuguhi lagu-lagu lawas dari Koes Ploes, dan Wakil Bupati sempat menyumbangkan suaranya. Ada kejadian yang tak terduga, ketika pak Bupati Soetejo datang dan menyalami kami pemenang blogeer saja, kemudaian setelah bersalaman dengan kami, beliau masuk lagi. 
   Acara dimulai pukul 21.00 WIB, dimulai dengan sambutan-sambutan. Hingga tiba saatnya pemberian hadiah oleh Bupati kepada para pemenang bloger, yang membuat spesial adalah, hanya kami pemenang bloger yang khusus diberikan oleh pak Bupati, karena lomba-lomba yang lainnya diberikan oleh pihak lainnya. 
   Setelah acara penganugrahan selesai, ada amanat yang disampaikan oleh Wakil Bupati, ternyata masa jabatan beliau berdua akan berakhir bulan Oktober 2016. Setelah itu, kami disuguhi dengan atraksi tarian yang dilakukan oleh mahasiswa ISI (Intitut Seni Indonesia) Solo yang kebetulan sedang melakukan KKN di Kabupaten Banjarnegara. Atraksi yang luar biasa, semua hadirin terpesona melihatnya..
   Sayangnya, pada moment ini saya tidak membawa smartphone untuk mengambil gambarnya, tapi Mas Eko siap dengan peralatan tempurnya sudah membuat vedeo khusu pada malam resepsi ini. 
   Acara yang tidak akan kami lupakan, kesan pertama yang tidak kami dapatkan didaerah kami masing-masing. Kami Pulang ke penginapan sekitar pukul 00.00, sempat panitia mendatangi kamar kami, dan ngobrol-ngobrol memberikan kesan pesan. Akhirnya obrolan itu selesai sekitar pukul 01.30 WIB. Kami tidur, dan paginya kami pulang kerumah masing-masing..
   Kami akan dipertemukan diacara Rafting bersama dan ke Dieng lagi tanggal 20-21 September 2016...Cekhidottttt... Bersambung...
Pemberian Hadiah oleh Bupati Banjarnegara


Piagam Penghargaan dari Bupati Banjarnegara