Saturday, May 14, 2016

Indahnya Keberagaman di Indonesia


Indonesia Berduka. Lagi-lagi ada sekelompok oknum yang dengan bangganya meledakan diri dan meneror dengan senjata mereka di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat. Perlakuan represif ini merupakan langkah yang naif, karena sikap ini justru merupakan sikap blunder bagi para oknum yang katanya “para pejuang agama” itu.
Padahal didalam Islamn sendiri pembunuhan diharamkan, meski hanya membunuh satu orang yang tidak bersalah maka hal ini bisa diibaratkan membunuh manusia seluruhnya, hal ini bisa kita lihat dalam Qur’an surat Al-Maidah ayat 32.
Kita diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling mengenal. Bukannya untuk saling mendominasi satu pihak dengan pihak yang lain. Kita diuji kedewasaannya karena sikap kita yang termakan oleh sifat egoisme dibandingkan dengan nasionalisme sehingga menciptakan keharmonismean sebagai sebuah bangsa.

Memahami Kata “Harmonis”
Pelangi indah karena berbeda karena terdiri dari bagian warna yang berbeda, bukan dari satu warna yang sama. Begitupun dengan harmonis, selama ini kita memahami kata harmonis terlalu sempit, sebagian dari kita berfikir bahwa harmonis selalu tidak ada konflik, Namun bila dibayangkan keadaan yang tidak ada konflik itu ternyata menimbulkan hilangnya rasa empati antar masyarakatnya. Meskipun mereka hidup dalam satu lingkungan, namun sibuk dengan dunia mereka sendiri.
Konflik akan selalu ada jika masih ada orang yang tidak berfikir secara dewasa. Karena setiap adanya konflik justru mengukur kedewasaan kita, yaitu bisa belajar dari kesalahan, dan membuat bangsa kita menjadi bangsa yang bijaksana dalam menyikapi adanya konflik kedepannya. Konflik akan muncul karena adanya ketidaksepahaman, dan untuk mengatasi ketidakepahaman itu dibutuhkan rasa kepedulian yang tinggi.
            Harmonis bisa tercipta apabila kita dapat mengatasi perbedaan itu, bukannya dengan cara menyatukannya tetapi dengan menumbuhkan rasa saling memahami dan menghargai bahwa perbedaan adalah hal yang mutlak ada dan sudah menjadi hukum Tuhan, namun sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai luhur dari kita hanya perlu “mencintai dengan sepenuh hati” perbedaan itu.
Bukankah Indonesia ini indah karena terpancar perbedaan dari Sabang sampai Marauke? Belajarlah dari kemaharajaan Majapahit dulu. Dalam catatan sejarah, kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang menggoreskan tinta emas. Hal ini karena Majapahit sudah melahirkan dan mempersatukan konsep Nusantara, bahkan hingga kewilayah-wilayah yang sekarang sudah tidak lagi menjadi wilayah teritorial Indonesia.
Presentase toleransi antara Hindu dan Budha pada zaman Majapahit yang sangat tinggi membuat kedua agama superpower pada masanya itu dapat saling berdampingan, hal ini menjadi salah satu indikator suksesnya kerajaan tersebut mencapai kehidupan yang harmonis. Beberapa golongan hingga saat ini tidak sadar bahwa telah diadu domba oleh egoismenya sendiri. Kita lebih gemar mengibarkan bendera golongan kita dibandingkan dengan bendera merah-putih.

Jangan Satukan Perbedaan
Seperti layaknya hukum kekekalan energi yang memaksa kita untuk menerima opini bahwa energi itu kekal, saya ingin memaksa kita semua untuk tidak lagi menyatukan perbedaan di bumi pertiwi ini. Perbedaan sudah merupakan hal yang mutlak ada di planet yang bernama bumi ini.
Untuk apa kita menghabiskan tenaga dan pikiran kita untuk terus berkutat dalam usaha menyatukan perbedaan. Teori evolusi Darwin saja dapat terbantahkan dengan adanya bukti dan fakta yang susah payah ditemukan oleh orang-orang yang menentang teorinya. Sementara kita, untuk menggeserkan pemikiran menyatukan perbedaan tak perlu repot-repot melakukan riset dengan biaya puluhan miliar. Disekitar kita sudah bertaburan fakta-fakta yang menunjukkan betapa malangnya negeri ini karena hal tersebut.
Marilah kita biarkan warna Nusantara terus memancar. Mari kita biarkan berbagai karakter berbeda yang ada di bangsa kita tetap hidup dengan ideologi mereka masing-masing. Biarkan perbedaan itu terus hidup dan mewarnai perjalanan hidup bumi pertiwi ini hingga di akhir nanti. Marilah kita ciptakan keharmonisan dari segala perbedaan yang ada di negeri ini. Biarkan perbedaan saling menguatkan dan menciptakan keharmonisan yang indah di negeri ini. Mulai saat ini marilah belajar untuk saling menghargai perbedaan yang ada.
Jangan salahkan perbedaan. Kita harus mengingat baik-baik hal ini karena perbedaan tidak pantas untuk dikambinghitamkan. Salah adalah reaksi yang kurang bijak dalam menanggapi perbedaan yang ada dan sikap menghargai yang masih belum tumbuh dalam jiwa bangsa ini. Bisa kita lihat dari kasus Pemboman di Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat. Apakah penyebab pemboman  itu adalah perbedaan agama? jelas terlihat bahwa “perbedaan” bukanlah alasan dibalik timbulnya konflik di antara mereka. Tapi malangnya “perbedaan” justru dijadikan alasan atas tindakan mereka yang tidak bertanggung jawab.
Bisa kita lihat bahwa sebagian besar konflik yang terjadi di negeri ini bukan disebabkan oleh “perbedaan”, tetapi demi melindungi diri dan kepentingan pribadi atau kelompok. “Perbedaan” selalu dijadikan alasan untuk membenarkan diri dan tindakan mereka. Jika ada yang bertanya kepada saya, “Bagaimana jika perbedaan menimbulkan konflik?”. Jawaban saya adalah perbedaan tidak akan menimbulkan konflik sekalipun selalu disalahkan ketika konflik itu terjadi.
Apabila muncul opini “hidup harmonis di tengah perbedaan”, saya merasa bahwa kita tidak perlu repot memikirkan bagaimana menciptakan keharmonisan di tengah perbedaan itu. Karena, perbedaanlah yang membuat hidup menjadi harmonis. Hal yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana cara kita untuk tidak menyalahkan “perbedaan” yang merupakan hakikat sebenarnya dari kehidupan yang harmonis, sebab pelangi indah karena berbeda.